faidah ilmu

Gunakanlah masa muda untuk memperkaya ilmu, karena ia akan menjaga pemiliknya dari kebodohan, kesesatan dan kehancuran.

Senin, 24 September 2012

kenalilah sebelum anda kenakan


 Pernahkah kita membayangkan bahwa ternya
ta kita menjadi salah satu bagian dari pesatnya perkembangan dunia perjudian di saentro jagat raya ini, atau bagaimanakah rasanya bila ternyata kita menjadi salah satu alat promosi produk minum-minuman keras, padahal sebelumnya kita telah memahami benar bagaimana konsekuensi hukum dari perjudian dan miras menurut kaca mata islam , termasuk orang-orang yang terlibat di dalam teransaksi haram tersebut.

Pernahkan kita mencoba mencari tahu dari mana asal muasal setiap kata yang asing namun akrab di telinga kita, pernahkah kita berfikir mengapa ada hal-hal yang gencar di tonjolkan dan dipromosikan ke tengah-tengah rakyat jelata, sering kita temukan banyak istilah atau bahasa yang tidak jelas makna dan tujuannya namun melekat erat di benak kita semua.

Mungkin anda bertanya-tanya, sedang berbicara tentang apakah kita, apa inti dari tulisan singkat yang sampai di hadapan anda ini.
Kita bukan sedang ingin bersaing dalam dunia bisnis hingga ingin menjatuhkan nama baik suatu produk perusahaan yang sedang maju pesat, bukan juga sedang merusak reputasi dan nama baik pihak-pihak tertentu, namun kita sedang berusaha merangsang kepekaan nilai spiritual anda sebagai salah satu bagian dari elemen masyarakat yang mengaku sebagai muslim.
Tanpa kita sadari ternyata kita diperdaya oleh pihak-pihak tertentu, yang mata mereka digelapkan oleh keuntungan-keuntungan rupiah yang menggiurkan, cukup menggiurkan bagi seseorang untuk mengorbankan nilai-nilai idiologi mereka sendiri.

Kamis, 13 September 2012

Resensi Buku




Hiruk pikuk kehidupan bermasyarakat semakin mengkhawatirkan, terkhususnya di indonesia, terbukti di berbagai media masa kita saksikan aksi-aksi yang sudah menjurus kepada prilaku anarkis, oknum-oknim tertentu dengan brutal menampak sikap brutal yang sangat tidak mencerminkan karakter bangsa indonesia.
Kebanyakan mereka bukan orang-orang yang minim pendidikan bahkan sebaliknya, sebagian besar mereka adalah ikon dan lambang kemajuan dunia pendidikan yang justru mengekspresikan pendapatnya dengan cara-cara yang tidak beretika, dan jauh dari nilai-nilai moral yang mereka pelajari di bangku pendidikan lembaga mereka masing-masing. Belum lagi kasus-kasus lain yang berkaitan dengan dunia politik, ekonomi, sosial, budaya, sara yang semakin menambahkan keruwetan masalah bangsa ini, masalah-masalah tersebut dikupas habis dan dibeberkan di hampir seluruh media masa negri ini, tanpa memikirkan dampak dan akibat dari tersebarnya isu-isu yang belum jelas kebenarannya tersebut, tanpa mengindahkan dan tanpa ada yang merasa bertanggung jawab tentang keabsahan berita tersebut.

Senin, 03 September 2012

BUKAN CCTV



Banyak kita saksikan di berbagai media, baik itu cetak maupun elektronik, tindakan-tindakan kriminalitas yang tak sengaja terekam oleh cctv atau kamera amatir, baik itu disengaja atau pun tidak disengaja. Mulai dari kasus perkosaan, tindakan asusila, pembunuhan, perampokan, tauran antar kampung dan lain-lain.

Tentunya kita akan merasa malu kalau pelaku kejahatan yang di ekspos di media-media tersebut adalah kita sendiri, terbukti ketika kita menyaksikan layar kaca, para pelaku kejahatan yang berhasil di ciduk berusaha menutup wajah mereka, dan menghindar dari sorotan kemera, menandakan bahwa mereka merasa malu, kecuali orang-orang yang memang sudah bermuka tebal, setebal bedak yang menempel di wajah-wajah artis indonesia, tidak lagi mengenal rasa malu, karena kejahatan sudah mendarah daging dalam dirinya, bagai parasit yang selalu melekat pada inangnya.

Sabtu, 23 Juni 2012

Syar'i kah?



Dewasa ini, dunia ekonomi menunjukkan gejala-gejala kehancurannya, sebut saja negara-negara yang menjadi rujukan ekonomi dunia seperti amerika, inggris, kanada mengalami krisis ekonomi yang begitu parah, padahal di negara-negara inilah tempat lembaga-lembaga keuangan terbesar yang notabenenya sebagai pusat lembaga perekonomian dunia.
Namun fakta berkata lain, meski negara-negara tersebut adalah pelopor perbankan dunia, dengan teori-teori yang mereka gadang-gadangkan tidak mampu mempertahankan pertumbuhan dan ketahanan perekonomian negara super power tersebut.
Banyak di antara para pakar ekonomi yang berasumsi bahwa ketahanan dan pertumbuhan suatu negara bergantung kepada lembaga perekomian suatu negara, yaitu perbankan, apabila perbankan sebuah negara tumbuh dengan pesat dan subur, maka akan subur pula perekonomian negara tersebut, dan sebaliknya apabila perbankan hancur dan mati, maka akan hancur pula perekonomian suatu negara.
Apakah benar demikian? di sisi lain ada yang berpendapat bahwa nasib ekonomi suatu bangsa ditopang oleh dunia usaha serta para pelaku usaha negara itu sendiri, apabila praktek usaha dan para pelakunya hilang dari peredaran sistem perekonomian, maka negara tersebut akan mati suri, dan perekonomian akan lumpuh seketika.
Di tengah-tengah hiruk pikuk pergolakan ekonomi dunia yang sedang kacau balau sedemikian parahnya, atau dalam istilah yang lagi booming yaitu “cakar bongkar”, maka munculah sekelompok orang yang mengatas namakan islam yang berusaha memperjuangkan dan mempopulerkan lembaga ekonomi berbasis syari’ah, dengan harapan sebagai solusi atau jalan keluar dari permasalahan yang di hadapi oleh bangsa internasional dan bangsa indonesia secara khusus, walau pada awal kemunculan, terdapat pro dan kontra serta penolakan dari lembaga perekenomian tertinggi indonesia dalam hal ini BANK INDONESIA sebagai regulator perbankan di indonesia, namun dengan berbagai usaha, pada akhirnya munculah di antara kerumunan perbankan konvensional perbankan yang berbasis syari’ah.
Seperti yang kita saksikan dewasa ini, masyarakat berbondong-bondong hijrah ke perbankan syari’ah dengan harapan dapat mempertahankan laju perekonomian mereka, sesuai dengan tuntunan syari’at dan terhindar dari praktek riba.
Dengan klaim yang mereka(pelaku perbankan syariah) kemukakan bahwa perbankan syari’ah akan tetap berdiri, meski perekonomian dunia dalam masa-masa kritis, karena sistem yang diusung merujuk kepada tuntuntan syari’ah yang tidak akan terpengaruh terhadap pergolakan ekonomi dunia.
Benarkah klaim yang mereka nyatakan bahwa perbankan syari’ah yang mereka terapkan sudah benar-benar sesuai dengan tuntunan syariat yang murni terbebas dari riba?
Artikel ini akan membahas permasalahan ini secara ringkas, dan mencari serta memberikan fakta dan data-data yang mengulas inti dari permasalahan secara gamblang, tinggal bagaimana anda berpikir serta membandingkan mana dari kedua opini ini yang dapat dipertanggung jawabkan keabsahannya. Dan apakah status perbankan syariah sudah berjalan seiring dengan brand yang mereka usung insyaallah.
FAKTA PERTAMA :
Ketika terjadi berbagai kemerosotan di dunia perekonomian, baik itu inflasi, harga saham terjun bebas, embargo barang tambang, konflik global, dan lain-lain, yang akan pertama kali ambil langka seribu adalah perbankan, perbankan tidak akan mau mengambil resiko kerugian walau hanya serupiah pun. Lain halnya dengan pelaku usaha, industri, dan lain-lain, walau bagaimanapun kondisi ekonomi global, baik itu inflasi, embargo, saham yang sampai pada titik jenuh, pelaku usaha akan tetap jalan, pelaku industri akan tetap eksis, walau harus berjalan dengan tertatih-tatih.
FAKTA KEDUA :
Kalau saja dunia perbankan vakum dari sistem perekonomian suatu negara, apakah sistem ekonomi suatu negara akan mati? Apakah bapak-bapak dan ibu-ibu para pedagang di pasar tradisional akan berhenti berdagang? Atau pabrik-pabrik akan berhenti beroprasi, atau para petani akan berhenti bercocok tanam? Anda tentunya sudah bisa menebak jawabannya. Bagaimana mungkin hanya dengan hilang perbankan dari dunia usaha akan mematikan langkah para pelaku usaha? Karena memang pada dasarnya fungsi perbankan adalah tidak lebih dari penghimpun dan penyalur dana rakyat, bukan sebagai penghimpun dan penggerak atau pelaku usaha, jadi dengan ada atau tidaknya perbankan tidaklah cukup untuk menghentikan keberlangsungan ekonomi bangsa. Mengenai refrensi yang berkaitan dengan fungsi perbankan akan dibahas pada pembahasan berikutnya.

FAKTA KETIGA :
Merujuk kepada fakta di atas, yang berkaitan dengan fungsi perbankan sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat, dapatkah anda bayangkan bagaimana jadinya bila yang hilang dari sistem ekonomi itu adalah pelaku usaha, pelaku industri dan yang semacamnya, kemanakah perbankan akan menyalurkan dana yang dihimpun dari masyarakat sedangkan sasaran satu-satunya dari dihimpunnya dana tersebut adalah pelaku usaha, karena merekalah yang akan mengunakan dan mengembangkan dana tersebut?
Ketiga fakta di atas menunjukkan, bahwa pelaku usahalah yang menentukan keberlangungan ekonomi bangsa.
Fakta yang selanjutnya berkaitan dengan legalitas1 perbankan syariah, terkhususnya di indonesia.

FAKTA KEEMPAT:
BI sebagai regulator perbankan indonesia memberlakukan peraturan bagi perbankan konvensional berkaitan dengan fungsi bank tersebut yaitu, bank konvensional berfungsi sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat.
Sedangkan fungsi bank syariat adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat dan juga sebagai penghimpun dan penyalur dana sosial yang berupa sedekah, zakat, qurban, dana bantuan bencana, dan yang serupa.
Dari fakta di atas dapat kita tarik sebuah kesimpulan, bahwa antara perbankan konvensional dan perbankan syari'ah tidak ada perbedaan yang mendasar, hanya saja pada perbankan syari'ah ditambahkan fungsi lain yang hanya bersifat pelengkap, agar terlihat singkron dengan penamaannya.

FAKTA KELIMA :
Fakta pertama berkonsekuensi kepada legalitas praktek perbankan itu sendiri. Perbankan syariah dengan konsep syar'i yang mereka usung bersama produk-produknya, sebut saja sistem mudharabah, wadia'ah, dan yang serupa, tidak mungkin dijalankan sesuai dengan syariat selama peraturan yang diberlakukan oleh BI di atas tidak dirubah. Karena apabila fungsi perbankan hanya sebagai penghimpun dan penyalur, tidak mungkin sistem mudharabah akan dapat di lakukan.
Kecuali fungsi perbankan dialihkan dari penghimpun dan penyalur menjadi penghimpun dan pelaku usaha, perbankan memiliki sektor ril, dalam mengembangkan dana yang telah dihimpun. Bagaimana mungkin pemilik modal dalam hal ini masyarakat yang telah mempercayakan dananya kepada perbankan dengan niat mudharobah, secara otomatis status perbankan berubah menjadi pelaku usaha. Perbankan bukannya mendirikan sektor ril malah menyalurkan dana tadi kepada pihak lain dan mengaku sebagai pemilik modal, kemudian hasil dari usaha tadi dibagikan secara menyeluruh kepada setiap nasabah yang pada dasarnya adalah pemilik modal yang asli.
Tentunya hasil yang diterima oleh nasabah lebih kecil, karena hasil dibagi kepada tiga pihak, kepada nasabah selaku pemilik modal yang asli, bank selaku penyalur sekaligus mengaku pemilik modal, dan pelaku usaha yang sebenarnya berstatus peminjam.
Fakta ini menunjukkan bahwa praktek perbankan syari'ah tidak sesyar'i namanya. Bahkan banyak di antara masyarakat indonesia terkecoh oleh penamaan ini.
Ini adalah sekelumit dari fakta-fakta yang ada mengenai praktek perbankan syari'ah yang baru ditinjau dari sisi keurgenan dan fungsi perbankan tersebut.
Dan dapat dibahas lebih lanjut dengan merujuk kepada refrensi-refrensi yang lebih terperinci.
1Menurut syariat yaitu seseuai tuntunan nabi salallahu alaihi wa sallam

Kamis, 26 April 2012

adam zaini art


 Wahai Teman-Teman !

“Jangan Lupa lho Adab ketika mengenakan sandal”
Sudahkah terbetik dalam benak kita sebuah pertanyaan kecil “ wah, selama ini, udahkah aku beradab ketika mengenakan kedua sandalku ??.
Dari sebuah pertanyaan kecil tadi, hati ini ingin sekali rasanya menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut, tapi, dimana ya ??. mau tahu jawabannya wahai teman-teman ?? simaklah tulisan berikut ini.
Setelah aku memilah dan memilih buku yang membahas tentang hal ini, alhamdulillah, aku menemukan sebuah kitab[1] yang cukup detail dan memuaskan, sehingga pertanyaan di atas bisa terselesaikan dengan jawaban yang begitu memuaskan pula, ditambah lagi pengarang buku tersebut menulis salah satu adab dari adab-adab mengenakan sandal yang benar-benar kebanyakan manusia melupakannya.
Di antara adab-adab tersebut ialah sebagai berikut :
1) Merasa bahwa mengenakan sandal adalah sebuah ibadah yang disyari`atkan.
Inilah adab dari adab-adab mengenakan sandal yang benar-benar kebanyakan manusia melupakannya. Rasulullah Shallallahu`alaihi wasallam menganjurkan umatnya untuk selalu mengenakan sandal, sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh imam muslim dalam shohihnya, dari hadits Jabir Rhadiyallahu`anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam telah bersabda yang artinya : “ biasakanlah mengenakan sandal, karena sandal itu sama fungsinya dengan kendaraan”.
2) Membaca doa ketika mengenakan sandal baru.( doanya seperti doa mengenakan baju baru )[2].
3) Disunnahkan mengenakan sandal dimulai dari kaki kanan dan menanggalkannya dimulai dari kaki kiri. ( lihat shohih Muslim, No hadits : 5615 ).
4) Dilarang berjalan dengan mengenakan satu sandal saja. ( lihat shohih muslim, No hadits : 5618 ).
5) Dilarang menaruh mushaf diatas sandal, walaupun sandal tersebut bersih dan masih baru. Ini sebagai penghormatan kita terhadap “ Kalamullah”.
 Faidah :
“ barang siapa yang memindahkan sandal seseorang dari tempatnya guna untuk menaruh sandalnya ditempat tersebut, maka ia wajib ganti rugi kalau sandal yang ia pindahkan tadi hilang, karena ia telah melalaikan hak saudaranya. Karena ketika ia memindahkan sandal tersebut wajib baginya untuk menjaganya tidak boleh melalaikannya.”( ini makna dari perkataan al-`Allamah al-Wazani dari kalangan madzhab Maliki ).(adam zaini)


[1] .Kitab (الأحكام الشرعية في النعل و الانتعال لسعود زمانان)
[2][2][2] .( اللهم لك الحمد أنت كسوتنيه أسألك من خيره وخير ما صنع له وأعوذ بك من شره وشر ما صنع له)

Kamis, 12 April 2012

Enterprener ala Rosulullah

Islam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, dari hal-hal yang sangat mendasar, sampai kepada hal-hal yang kecil dan ringan. Termasuk salah satu dari sekian banyak perkara yang diatur oleh islam tersebut, adalah perniagaan. seorang muslim yang berkecimpung dalam dunia perniagaan, sudah sepantasnya-lah menjadikan tuntunan islam dalam mengatur sistem perniagaannya. agar terhindar dari berbagai jerat-jerat syetan yang menyesatkan. karena dunia perdagangan adalah ruang lingkup yang sangat kompleks. dan juga sangat rawan terjadinya pelanggaran-pelanggaran yang sacara sadar atau tidak sadar dilakukan oleh para pelaku usaha. untuk mempermudah para enterprener-enterprener dalam mencari referensi yang praktis dan akurat, maka tidaklah salah apabila buku ini menjadi rujukan. Buku ini ditulis oleh DR. Arifin bin Badri, MA, salah satu lulusan terbaik Medina University. yang sekarang aktif sebagai narasumber di berbagai media cetak. dan juga aktif menjadi dosen di STDIIS Jember. Mudah-mudahan buku ini bisa bermanfaat bagi para pengusaha, agar menjadi lebih memahami bagaimana seyogyanya pengusaha menjalankan usahanya sesuai dengan tuntunan nabi kita Muhammad salallahu alaihi wa sallam.

Selasa, 03 April 2012

Dengan Sujuidku Ku Mohon Ampunanmu


Musang Berbulu Domba

Mencela, melaknat dan mengkafirkan para sahabat Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah ibadah yang sangat mulia di sisi kaum yang beragama Syi'ah. Kalau dahulu mereka bertaqiyah (baca berdusta) menyembunyikan aqidah busuk mereka terhadap para sahabat, akan tetapi kebusukan mereka itu terungkap juga, bahkan mulai banyak dari tokoh-tokoh mereka yang terang-terangan mencaci maki dan melaknat para sahabat, (silahkan baca kembali http://www.firanda.com/index.php/artikel/30-sekte-sesat/65-bau-busuk-syiah-akhirnya-tercium-juga, lihat juga tulisan al-akh al-kariim al-Ustadz Abul Jauzaa' di http://abul-jauzaa.blogspot.com/2012/01/syiah-itu-sesat-juragan-sebuah-masukan.html)
'Aaamir bin Syarahbil As-Sya'bi rahimahullah (salah seorang imam dari para tabi'in yang bertemu dengan sekitar 500 sahabat, dan beliau wafat tahun 103 H) berkata:


وَفَضُلَتِ الْيَهُوْدُ وَالنَّصَارَى عَلَى الرَّافِضَةِ بِخَصْلَتَيْنِ : سُئِلَتِ الْيَهُوْدُ مَنْ خَيْرُ أَهْلِ مِلَّتِكُمْ ؟ قَالُوا : أَصْحَابُ مَوْسَى، وَسُئِلَتِ الرَّافِضَةُ : مَنْ شَرُّ أَهْلِ مِلَّتِكُمْ ؟ قَالُوْا : أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ، وَسُئِلَتِ النَّصَارَى : مَنْ خَيْرُ أَهْلِ مِلَّتِكُمْ ؟ قَالُوْا : حَوَارِيُّ عِيسَى، وَسُئِلَتِ الرَّافِضَةُ : مَنْ شَرُّ أَهْلِ مِلَّتِكُمْ ؟ قَالُوْا : حَوَارِيُّ مُحَمَّدٍ، أُمِرُوا بِالاِسْتِغْفَارِ لَهُمْ فَسَبُّوْهُمْ

"Kaum Yahudi dan Nashoro lebih mulia dari pada kaum syi'ah dari dua sisi. (*Pertama :) Kaum yahudi ditanya, "Siapakah umat kalian yang terbaik?", mereka menjawab, "Para sahabat Musa". Dan kaum Rofidhoh ditanya, "Siapakah kaum terburuk dari umat kalian?", mereka menjawab, "Para sahabat Muhammad". Dan kaum Nashooro ditanya, "Siapakah umat kalian yang terbaik?", mereka menjawab, "Para pengikut setia 'Isa", dan kaum Rofidhoh ditanya, "Siapakah dari umat kalian yang terburuk?", mereka menjawab, "Para pengikut (sahabat) setia Muhammad".(*Kedua :) Mereka (kaum Rofidhoh) diperintahkan untuk memohonkan ampun bagi para sahabat malah mereka mencela para sahabat" (*berbeda dengan kaum yahudi dan nashoro yang malah memuji dan mendoakan para sahabat Musa dan sahabat Isa-pent) (Syarh Ushuul I'tiqood Ahlis Sunnah wal Jamaa'ah, karya Al-Laalikaai hal 1462-1463, dinukil juga oleh Al-Qurthubi dalam tafsirnya pada tafsir surat Al-Hasyr ayat 10)
Asy-Sya'bi mengisyaratkan firman Allah
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ (١٠)

"Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb Kami, beri ampunlah Kami dan saudara-saudara Kami yang telah beriman lebih dulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati Kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang"
(QS Al-Hasyr : 10).


Sesungguhnya konsekuensi dari mencela dan melaknat para sahabat serta meyakini bahwa mayoritas mereka telah kafir sangatlah berbahaya, diantaranya:


PERTAMA : Melazimkan timbulnya keraguan terhadap Al-Qur'an dan Hadits-Hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, karena para sahabatlah yang telah meriwayatkan kepada kita Al-Qur'an dan Hadits Nabi. Jika ternyata para perawinya adalah orang-orang fasik, terlaknat, bahkan murtad maka tentunya sangat diragukan kebenaran apa yang mereka riwayatkan, yaitu Al-Qur'an dan As-Sunnah. Karenanya mereka berkeyakinan bahwa telah terjadi penyimpangan dalam Al-Qur'an, diselewengkan oleh para sahabat !!!


KEDUA :  Keyakinan ini melazimkan bahwa umat ini adalah umat yang terburuk yang Allah keluarkan bagi manusia. Karena nenek moyang mereka (yaitu para sahabat) adalah orang-orang murtad, sehingga kita sekarang telah mengambil agama kita dari ajaran kaum murtad. Padahal Allah telah berfirman tentang para sahabat :

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ

"Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia"
(Qs Ali Imron : 110)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga telah menekankan hal ini dalam sabdanya;

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي

"Sebaik-baik manusia adalah generasiku (yaitu para sahabat)"
(Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)


KETIGA : Konsekuensi dari keyakinan busuk ini adalah mencela Allah. Karena keyakinan kafirnya mayoritas para sahabat mengandung tiga kemungkinan.

Pertama : Allah adalah Jahil, sehingga memuji para sahabat dengan pujian yang luar biasa dalam Al-Qur'an yang akan dibaca oleh kaum muslimin hingga hari kiamat kelak, padahal mereka para sahabat akan murtad. Namun Allah tidak mengetahui akan kemurtadan mereka sehingga memuji para sahabat.

Kedua : Allah telah mengetahui bahwasanya para sahabat akan murtad, akan tetapi Allah tetap saja memuji mereka. Ini menunjukan Allah telah melakukan perkara yang sia-sia tanpa faedah. Apa faedah Allah memuji suatu kaum yang akan murtad??

Ketiga : Jika Allah telah mengetahui para sahabat akan murtad lantas tetap memuji mereka bukankah ini berarti Allah menghendaki hamba-hambanya sesat sebagaimana para sahabat??!!


KEEMPAT : Keyakinan busuk ini juga mencela hikmah Allah yang telah memilih kaum yang akan murtad menjadi para sahabat Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Bahkan Nabi menikah dengan Aisyah putri Abu Bakar dan juga Hafsoh putri Umar bin Al-Khotthoob. Serta Nabi menikahkan kedua putrinya (Ruqoyyah dan Ummu Kaltsuum) dengan Utsmaan bin 'Affaan. Bagaimana bisa kok Allah menjadikan para sahabat, para penolong Nabi dan juga sebagai keluarga Nabi dari kaum yang akan murtad??!!


KELIMA : Keyakinan busuk ini melazimkan pencelaan terhadap syari'at Islam. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah berjuang dengan keras selama 23 tahun untuk mendidik para sahabat agar menjadi masyarakat tauladan. Akan tetapi kaum syi'ah rofidhoh menyatakan bahwa perjuangan Nabi untuk mentarbiah para sahabatnya selama kurang lebih 23 tahun adalah perjuangan yang sia-sia. Tidak ada yang berhasil Nabi didik kecuali sekitar 4 orang atau kurang dari 10 orang. Adapun ratusan para sahabat yang lain semuanya langsung murtad begitu wafatnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

Hal ini melazimkan perkara yang sangat fatal, yaitu timbulnya keputusasaan untuk membina umat manusia dengan syari'at Islam. Jika syari'at yang dibawa bahkan dipraktekan oleh manusia terbaik (yaitu Nabi) dengan bentuk praktek tarbiyah/mendidik yang terbaik dengan waktu yang puluhan tahun itupun tidak bisa mendidik dan menciptakan suatu generasi yang sholeh…bahkan menimbulkan generasi yang murtad…??!! ini menunjukkan bahwa manhaj/syari'at Islam tidak mampu untuk mentarbiyah/mendidik umat manusia.


KEENAM : Hal ini juga menimbulnya keraguan akan kenabian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, karena jika sang pembawa Risalah dengan bimbingan Allah dalam waktu yang lama tidak mampu mendidik suatu kaum maka sangatlah diragukan kenabiannya.

Kalau memang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam benar dalam pengakuannya sebagai Nabi tentunya dakwahnya akan memberikan pengaruh kepada masyarakat/kaum yang ia dakwahi. Tentunya kaum yang dia dakwahi akan menerima dakwahnya dengan sepenuh hati. Akan tetapi kenyataannya malah mereka menjadi murtad??, masyarakat yang ia dakwahi tidak bisa mengambil manfaat darinya. Lantas bagaimana mungkin ia diutus sebagai rahmatan lil 'aalamiin (rahmat bagi seluruh alam)??!! (silahkan rujuk risalah I'tiqood Ahlis Sunnah wal Jamaa'ah fi As-Shohaabah karya DR Al-Wuhaibi, hal 42-45)

Imam Malik berkata

إنما هؤلاءِ أقوامٌ أرادوا القدحَ في النبيِّ صلى الله عليه وسلم فلَمْ يُمكنهم ذلك , فقدَحُوا في أصحابه حتى يُقال : رجلُ سوءٍ ، ولو كانَ رجلاً صالحاً لكانَ أصحابهُ صالحين

"Sesungguhnya mereka adalah kaum yang ingin mencela Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, akan tetapi hal itu tidak memungkinkan mereka, maka merekapun mencela para sahabat Nabi, agar dikatakan : Muhammad adalah seorang lelaki yang buruk, kalau seandainya ia adalah seorang lelaki yang sholeh tentunya para sahabatnya juga kaum yang sholeh" (Risaalah fi sabb As-Shohaabah hal 47)


KETUJUH : Tatkala kaum agama Syi'ah Roofidoh mengkafirkan Ummul Mukminin Aisyah, bahkan menyatakannya sebagai wanita pezina maka hal ini sesungguhnya merupakan celaan keras bagi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai sang suami. Allah telah berfirman

الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ أُولَئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ (٢٦)

"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)" (QS An-Nuur : 26)

Allah menyatakan dalam ayat ini bahwa wanita-wanita keji (pezina) hanyalah buat para lelaki pezina pula. Menuduh Aisyah sebagai wanita kafir bahkan pezina sangatlah menyakitkan hati Rasulullah sebagai seorang suami. Bahkan terkadang lebih menyakitkan bagi seorang suami jika istrinya dikatakan pezina daripada dirinya sendiri yang dituduh berzina, karena hal ini melazimkan bahwasanya seorang suami telah rela dan betah tinggal bahkan seranjang dengan seorang pezina !!!.

Karenanya tatkala terjadi peristiwa al-ifk (yaitu dituduhnya Aisyah berzina dengan Shofwan bin Mu'atthol As-Sulami) maka Nabipun sangat tersakiti, sampai-sampai beliaupun mengeluhkan hal tersebut kepada para sahabat. Beliau berkata:

مَنْ يَعْذُرُنِي مِنْ رَجُلٍ قَدْ بَلَغَنِي أَذَاهُ فِي أَهْل بَيْتِي؟

"Siapakah yang menolongku untuk membalas yang telah menyakiti ahli baiti (istriku)?"
(HR Al-Bukhari no 4750 dan Muslim no 2770, lihat syarah hadits ini di Fathul Baari 8/470)

Maka berkatalah Sa'ad bin Mu'aadz radhiallahu 'anhu pun berdiri dan berkata:

يَا رَسُوْلَ اللهِ : أَنَا وَاللهِ أَعْذُرُكَ مِنْهُ إِنْ كَانَ مِنَ الأَوْسِ ضَرَبْنَا عُنُقَهُ وَإِنْ كَانَ مِنْ إِخْوَانِنَا مِنَ الْخَزْرَجِ أَمَرْتَنَا فَفَعَلْنَا فِيْهِ أَمْرَكَ

"Wahai Rasulullah, demi Allah saya yang akan menolongmu terhadap orang tersebut, jika dia dari suku Al-Aus maka kami akan memenggal lehernya, dan jika ia berasal dari saudara-saudara kami suku Al-Kozroj maka silahkan perintahkan kepada kami apa yang harus kami lakukan padanya maka kami akan menjalankan perintahmu"

Dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak mengingkari perkataan S'ad bin Mu'adz yang sangat menggebu-gebu ini.


KEDELAPAN : Mengkafirkan para sahabat mulia seperti Abu Bakar dan Umar sesungguhnya merupakan celaan kepada Ali Bin Abi Thoolih radhiallahu 'anhu. Hal ini nampak dari beberapa sisi :

Pertama : Ali bin Abi Tholib radhiallahu 'anhu menamakan beberapa putranya dengan nama-nama sahabat, yang menunjukkan kecintaan Ali kepada mereka.

Nama merupakan perkara yang penting, karenanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan sebagian sahabat untuk merubah nama-nama mereka yang mengandung makna yang buruk. Terlebih lagi nama seorang anak sangatlah bermakna bagi orang tuanya. Orang tua akan berusaha memilihkan nama yang baik bagi anaknya. Bahkan dari nama seorang anak kita akan tahu pola berfikir atau aliran yang dianut oleh sang ayah, karena kerap kali sang ayah memberi nama anaknya dengan nama tokoh yang ia kagumi. Jika sang ayah sedang gandrung pada seorang artis maka iapun menamakan anaknya dengan nama artis tersebut, jika sang ayah sedang gandrung dan kagum dengan salah seorang tokoh agama maka iapun menamakan sang anak dengan nama tokoh tersebut. Tidak ada sejarahnya seorang ayah menamakan anaknya dengan nama tokoh yang ia benci dan ia laknati. Karenanya tidak seorangpun dari Yahudi dan Nasrani yang menamakan anaknya dengan nama Muhammad, karena kebencian mereka kepada Muhammad. Dan tidak ada seorangpun dari kaum muslimin yang menamakan anaknya dengan nama Abu Jahl, atau Abu Lahab, atau Fir'aun…karena kebencian kaum muslimin kepada mereka.

Ternyata….Ali bin Abi Thoolib radhiallahu 'anhu memiliki anak-anak yang bernama Abu Bakar bin Ali, Umar bin Ali, dan Utsman bin Ali, hal ini tentunya karena begitu cintanya beliau kepada Abu Bakar, Umar dan Utsman maka. Ketiga putra beliau tersebut termasuk orang-orang yang meninggal tatkala peristiwa karbala bersama saudara mereka yang terbunuh Al-Husain bin Ali radhiallahu 'anhumaa.

Demikian pula ternyata Al-Hasan bin Ali telah menamakan sebagian anak-anaknya dengan nama Abu Bakr, Umar, dan Tolhah. Yang ketiga putranya tersebut juga terbunuh dalam peristiwa karbala.

Demikian pula halnya dengan Al-Husain beliau memiliki seorang putra yang bernama Umar.

Demikian pula halnya dengan Ali bin Al-Husain bin Ali telah menamakan putrinya dengan nama Aisyah, serta menamakan salah seorang putranya dengan nama Umar !!! 

Kedua : Ali menikahkan putrinya Ummu Kaltsum dengan Umar bin Al-Khottoob, maka apakah Ali menikahkan putrinya dengan seorang toghuut…sungguh ini merupakan perbuatan seorang ayah yang tidak tahu diri bahkan menjerumuskan putrinya pada kesesatan bahkan kekafiran !!!.

Jika kita memiliki seorang putri maka apakah kita akan rela menikahkannya untuk hidup bersama bahkan seranjang dengan seorang fasiq dan mujrim??, apalagi dengan seorang kafir yang mujrim??!!. Lantas jika Umar bin Al-Khottoob adalah seorang kafir murtad yang mujrim maka kenapa begitu teganya Ali menikahkan putrinya dengan Umar??!!. Bukankah Ali mengetahui bahwa tidak boleh seorang wanita muslimah menikah dengan seorang lelaki dari Ahlul Kitab (Yahudi dan Nasrani)??, apalagi dengan seorang lelaki yang murtad ??!!! Ataukah Ali menikahkan putrinya karena takut kepada Umar?? Ini merupakan celaan terhadap keberanian Ali yang sangat masyhuur. (Lihat pembahasan tentang dua poin di atas yang telah diakui oleh para ulama syi'ah sendiri dalam risalah Ruhamaa'u Bainahum karya Sholeh bin Abdillah Ad-Darwiisy)

Ketiga : Ali sangatlah terkenal pemberani…, lantas bagaimana bisa beliau selama berpuluh-puluh tahun (sejak masa pemerintahan Abu Bakar hingga berakhir pemerintahan Utsman bin 'Affaan) hanyalah berdiam diri, tidak menjelaskan kepada umat bahwasanya beliaulah yang berhak yang menjadi khalifah setelah wafatnya Nabi !!!, kenapa beliau pula tidak berani berucap satu patah katapun untuk menjelaskan kepada umat bahwasanya Abu Bakar, Umar, dan Utsman adalah orang-orang kafir !!!, kenapa beliau berdiam diri membiarkan kaum muslimin dipimpin oleh orang-orang kafir??!!, sungguh ini benar-benar menunjukkan sikap pengecut yang luar biasa pada diri Ali !!!.

Keempat : Bahkan Ali akhirnya membaiat Abu Bakar radhiallahu 'anhu. Jika memang Abu Bakar kafir maka tentunya sikap Ali adalah pengkhianatan dan penipuan terhadap umat karena ia telah membaiat seorang kafir !!!


KESEMBILAN : Jika Mu'aawiyah adalah kafir (bahkan termasuk manusia yang paling kafir menurut syi'ah) maka sikap Al-Hasan yang menyerahkan tampuk kepemimpinan kepada Mu'aawiyah yang kafir merupakan bentuk pengkhianatan terbesar dalam sejarah terhadap Islam dan kaum muslimin. Maka ini jelas pencelaan yang besar kepada Al-Hasan bin Ali radhiallahu 'anhumaa.


KESEPULUH : Karena kebencian Syiah dan pengkafiran mereka kepada Utsaman bin Afaan maka sebagian ulama besar syi'ah mengingkari bahwa kedua istri Utsman (Ruqooyah dan Ummu Kultsuum) adalah putri-putri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Mereka mengatakan bahwa Ummu Kaltsuum dan Ruqoyyah adalah putri-putri Khodijah dari suami sebelum menikah dengan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Bahkan sebagian ulama syi'ah meragukan adanya dua putri Nabi yang bernama Ruqoyyah dan ummu Kaltsuum. Semua ini akibat kebencian dan pengkafiran mereka terhadap Utsman bin 'Affaan sehingga akhirnya mereka mencela Ahlul Bait putri-putri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. (Untuk melihat nukilan-nukilan perkataan para ulama syi'ah silahkan melihat kitab Al-Aqidah fi Ahlil Bait, karya DR Sulaiman As-Suhaimi, 2/527-530)



PENUTUP :

Wahai kaum syi'ah…renungkanlah…apakah para sahabat seperti Abu Bakar dan Umar yang :

-         Telah rela hidup susah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan penuh intimidasi dari kaum kufar Quraisy tatkala mereka di Mekah…

-         Telah rela mengorbankan seluruh hartanya…

-         Telah rela meninggalkan kampung halamannya…

-         Abu Bakar telah rela menemani perjalanan hijroh Nabi yang terancam dengan kematian…

-         Telah rela ikut berperang dalam banyak peperangan demi untuk membela Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam…

Namun begitu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah meninggal dan mereka telah hidup di masa kejayaan Islam lantas kemudian mereka murtad???.

Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 15-02-1433 H / 09 Januari 2012 M
Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja
www.firanda.com

Senin, 02 April 2012

Renungan



Sia-Sia


Dua-tiga tahun telah berlalu, keberadaanmu di sini seolah tak ada arti...
Coba untuk menyadari diri, seakan tak tahu bagaimana jati diri...
Selama ini, kau dilenakan oleh permainan dunia yang fana...
Sehingga hampir saja engkau kehilangan asa...


Masih saja ingin berlama-lama, melingkari diri dalam tipuan yang fana...
dilenakan rasa nyaman nan indah, tanpa harus bersusah payah...
Itu semua hanya akan menggiring jiwa kepada kekosongan dan membawa hati ke dalam jurang kesengsaraan...


Sementara jiwa-jiwa di sekelilingmu hampir saja tak pernah tersentuh oleh buaian kesenangan...
Untuk kedamaian dan ketentraman kelak di keabadian...
Resapi dan hiruplah udara kenikmatan sesaatmu,
hingga datang hari di mana dirimu akan menyesali semuanya...


Bagaikan tanah yang mengharapkan datangnya hujan, hati gersang jauh dari kelembutan...
fatamorgana kehidupan, sudah cukup untuk menjadikan hati terpalingkan...
Dan nanti bila engkau sudah tersadarkan, mungkin sinar mentari sudah tak memberikan pancaran...
Sanggupkah raga menerima akibatnya, setelah diri menjadi pemuas nafsu belaka...