Hiruk pikuk kehidupan bermasyarakat semakin mengkhawatirkan, terkhususnya
di indonesia, terbukti di berbagai media masa kita saksikan aksi-aksi
yang sudah menjurus kepada prilaku anarkis, oknum-oknim tertentu
dengan brutal menampak sikap brutal yang sangat tidak mencerminkan
karakter bangsa indonesia.
Kebanyakan mereka bukan orang-orang yang minim pendidikan bahkan
sebaliknya, sebagian besar mereka adalah ikon dan lambang kemajuan
dunia pendidikan yang justru mengekspresikan pendapatnya dengan
cara-cara yang tidak beretika, dan jauh dari nilai-nilai moral yang
mereka pelajari di bangku pendidikan lembaga mereka masing-masing.
Belum lagi kasus-kasus lain yang berkaitan dengan dunia politik,
ekonomi, sosial, budaya, sara yang semakin menambahkan keruwetan
masalah bangsa ini, masalah-masalah tersebut dikupas habis dan
dibeberkan di hampir seluruh media masa negri ini, tanpa memikirkan
dampak dan akibat dari tersebarnya isu-isu yang belum jelas
kebenarannya tersebut, tanpa mengindahkan dan tanpa ada yang merasa
bertanggung jawab tentang keabsahan berita tersebut.
Tentunya ini menjadi tanda tanya besar, terlepas dari maksud dan
tujuan apa dan mengapa media gencar menyebarluaskan isu-isu panas di
negri kita ini, kita mencoba melihat realita bangsa ini dari sudut
pandang yang berbeda, yaitu sudut pandang agama, bagaimana islam
memandang permaslahan yang sedang dihadapi oleh bangsa ini, yang
notabenenya adalah bangsa dengan mayoritas muslim terbesar di dunia,
dan apa solusi yang diberikan islam dalam pemecahan masalah tersebut.
Dan pandangan islam tersebut dihadirkan melalui salah satu karya
tulis anak bangsa, yang mumpuni dibidangnya menghadir karya tulis
berkaitan dengan tema sedang sedang kita bicarakan. abu umar basyir
salah seorang penulis negri ini mempersembahkan sebuah karya tulis
membahas berbagai masalah yang sedang berkembang di negri pertiwi
ini, karya tulis yang berjudul “indonesia negri para pendengki”
Dengan bahasa yang mudah, dan ringan, serta bisa dicerna oleh seluruh
lapisan masyarakat tanpa harus mengerut dahi. dengan format bahasa
tulisan berbentuk diskusi santai ala orang-orang pinggiran, namun
tetap menjaga kualitas keilmiyahannya.
Resensi kami hadir dengan harapan buku ini tidak sekedar hanya
memberikan wawasan kepada para pembaca namun juga turut mengambil
peranan dalam usaha memperbaiki dan mengurai benang kusut
permasalahan bangsa ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar