Banyak kita saksikan di berbagai
media, baik itu cetak maupun elektronik, tindakan-tindakan
kriminalitas yang tak sengaja terekam oleh cctv atau kamera amatir,
baik itu disengaja atau pun tidak disengaja. Mulai dari kasus
perkosaan, tindakan asusila, pembunuhan, perampokan, tauran antar
kampung dan lain-lain.
Tentunya kita akan merasa malu kalau
pelaku kejahatan yang di ekspos di media-media tersebut adalah kita
sendiri, terbukti ketika kita menyaksikan layar kaca, para pelaku
kejahatan yang berhasil di ciduk berusaha menutup wajah mereka, dan
menghindar dari sorotan kemera, menandakan bahwa mereka merasa malu,
kecuali orang-orang yang memang sudah bermuka tebal, setebal bedak
yang menempel di wajah-wajah artis indonesia, tidak lagi mengenal
rasa malu, karena kejahatan sudah mendarah daging dalam dirinya,
bagai parasit yang selalu melekat pada inangnya.
Ini adalah fitroh manusia yang masih
terselip dalam dirinya setitik kebaikan, ketika masih ada malu dalam
diri seseorang menunjukkan bahwa mereka sadar akan kesalahan yang
mereka lakukan.
Namun rasa malu tersebut hanya
bermuara kepada rasa malu terhadap sesama manusia, karena sudah
terlanjur di saksikan oleh mata kepala mereka, hanya manusia.
Begitu ironis, kita merasa begitu malu
ketika borok perangai kita terkuak kepermukaan, dan di saksikan
khalayak ramai. Namun kita tak malu dan tak perduli sedikit pun
ketika kejahatan dan dosa yang kita lakukan terekam jelas oleh
pengawasan Allah sang pencipta jagat raya beserta isinya, yang mana
kebesaran dan keagungannya tak sebanding dari raja manapun di dunia,
atau presiden manapun, dan pengawasan Allah jauh lebih jelas dari
penglihatan makhluknya bahkan dari kamera cctv ciptaan manusia, atau
kamera high definitionnya buatan jepang sekalipun, bahkan tidak layak
untuk dibandingkan sama sekali, karena di bawah pengawasan Allah,
dimanapun kita, kapanpun, dan apapun yang kita perbuat tidak akan
pernah luput dari pengawasan Allah, walau hanya sepersekian detik.
Sebagai mana dalam al-quran Allah berfirman yang artinya :
“sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi”
QS. Al-Fajr ayat : 14
|
Walau kita berada di tempat yang gelap
segelap lubang buaya, namun pengawasan dan penglihatan Allah akan
tetap menyaksikan setiap perbuatan kita sekecil apapun itu.
Allah berfirman yang artinya :
Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan
apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa
yang naik kepada-Nya . Dan pengasawannya bersama kamu di mana saja
kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
|
Bahkan para informan gaib, akan selalu
mengiri langkah kita, dan mencatat semua informasi-informasi
berkaitan amalan kita dengan sangat detail, dan aktual dan akurat.
Yaitu para malaikat pencatat amalan manusia.
Maka sepatutnya kita lebih malu ketika
kita sadar bahwa kita senantiasa dalam radar pengawasan Allah, dengan
rasa malu yang tertanam dari akar keyakinan kepada pengawasan Allah
maka kita tidak akan berani gegabah dalam beramal. Waallahu a'lam.
(binlegan)
memulai dari diri masing-masing adalah langkah perubahan yang nyata
BalasHapus